Rabu, 14 Desember 2011

Bullying


Bullying, permasalahan lama yang terus berulang berulang hingga sekarang. Bullying (aksi kekerasan secara psikologis dan Fisik) kerap terjadi dilingkungan sekolah. Secara umum aksi bullying dibagi menjadi tiga :
1.       Psikologis, seperti mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasi, mendiamkan, menolak, mempermalukan, menertawakan
2.       Fisik, seperti memukul, mencubit, menendang, melukai, menjewer, memalak
3.       Verbal, seperti memaki, menggosip, dan mengejek, berteriak, memarahi, mengumpat, ejekan
Usia paling rawan untuk perilaku bullying adalah usia sekolah. Dilingkungan pendidikan ini, kasus bullying tumbuh subur, praktek praktek bullying sudah dilakukan sejak awal masuk sebuah institut pendidikan. Dengan MOS atau “masa orientasi siswa” yang sebenarnya bertujuan untuk mengenalkan lingkungan sekolah,  justru jadi ajang bullying senior kepada junior.
Masih segar dari ingatan, tentang kasus kasus bullying yang terjadi beberapa tahun kebelakang. kasus meninggalnya praja Clifft Muntu, praja dari IPDN yang meninggal akibat dianiaya seniornya, Vivi siswi SMP 10 Bantar Gebang yang memilih untuk gantung diri, karena di olok olok teman sekolahnya karena ayahnya seorang tukang bubur. Ironisnya bullying sendiri juga terjadi dilingkungan sekolah dasar, kasus Edo Rinaldo yang meninggal setelah dipukuli teman sebayanya.
Entah siapa yang harus disalahkan, sekarang dengan mudahnya anak anak melakukan tindakan kekerasan fisik dan mental kepada orang lain.
Tak bisa dipungkiri, peran media juga sangat berpengaruh kepada sikap generasi bangsa ini. media yang sering menayangkan program yang kurang mendidik, seperti sinetron yang berisi banyak kekerasan baik psikologis, fisik dan verbal dapat menjadi pemicu tindakan kekerasan dikehidupan nyata.
Bagaimana mengurangi tindakan bullying dilingkungan ? semuanya harus dimulai dari kita. Sebisa mungkin sejak dini kita tanamkan berprilaku baik dan sopan kepada anak-anak, hindari hukuman yang mengandung kekerasan fisik, psikologis dan verbal. Hindari menyepelekan tindakan bullying anak dan menganggapnya biasa. Koordinasi dan konsultasikan sikap anak disekolah dan dirumah. Pihak sekolah harus menciptakan lingkungan positif, pendisiplinan yang tak mengandung kekerasan dan harus mendidik.
Dampak Bullying bisa sangat luas, hentikan, mulai dari diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar